Tuesday, 12 October 2010

TIPS MENGARANG LAGU

1. Jujur.
Tidak ada istilah bahwa seseorang butuh inspirasi dalam mengarang lagu. Asalkan setiap orang berani jujur, pasti lagu yang mengungkapkan suasana hati dengan kualitas yang tinggi pasti akan tercipta. Patut diketahui bahwa lagu yang diciptakan menunjukkan seperti apa orang tersebut. Sebagai contoh, Kangen Band yang lagunya 'katrok' menandakan bahwa perjalanan kehidupan mereka masih sedikit 'katrok' dan mengapa mereka disukai dikarenakan ke'katrok'an mereka.

2. Jangan bergantung pada suasana
Ngebuat lagu bisa dilakuin dimana aja. Kadang2 kalo kita mencoba untuk jujur, dimanapun kita bisa mengungkapkan perasaan hati ke dalam lagu. Seperti lagu 'bayangkanlah' dari Padi yang tercipta dari sekedar kumpul2 sambil makan gorengan dipadu dengan teh manis yang hangat. Sederhana bukan?

3. Perluas referensi musik
Lagu yang kita ciptain berasal dari apa kita dengar kebanyakan, Pabila kita banyak mendengar lagu bertempo cepat dan keras, yah mungkin lagu kita ga bakal jauh beda dengan apa yang kita dengar. Hal tersebut, sekali lagi, menunjukkan bahwa butuh kejujuran dalam menulis lagu. Biar lagu kita terasa enak didengar dan disukai banyak orang, kita harus memperluas referensi lagu kita agar bisa terdengar lebih unik.

4. Pikirkan sesuatu yang paling berkesan ketika membuat lagu (entah itu senang atau sedih)
Kalo membuat lagu, usahakan untuk mengingat sebuah kenangan yang melekat di hati. Lagu bisa juga dijadikan dokumentasi kehidupan. Malah dokumentasi dengan menggunakan lagu akan terasa lebih indah dibanding kata2. Hal ini dikarenakan lagu memiliki ikatan emosional yang lebih tinggi melalui nada2 yang indah dan melodi yang dinamis yang bisa membuat kenangan tersebut terasa lebih indah.

5. Gunakan bahasa yang sesuai dengan nuansa lagu untuk menambah keindahan lagu tersebut
Mengapa nidji menggunakan bahasa inggris untuk beberapa lagunya? Hal itu dikarenakan lagu2 ciptaan mereka bener2 memiliki 'charm' jika ditampilkan dalam bahasa inggris. Berbeda dengan band seperti Padi atau peterpan. Apabila lagu ciptaan mereka dilantunkan dalam bahasa inggris, maka makna mendalam yang menjadi kekuatan mereka dalam liriknya tidak akan tersampaikan ke pendengar. Oleh karena itu gunakan bahasa yang sesuai.

Tips ini kususun untuk membantu orang2 yang ingin membuat lagu tapi ga pernah ketemu gimana caranya dan terlalu terpaku pada suatu patokan. O iya, tips terakhir. Jangan pernah membuang karya ciptaan walau jelek banget! Kalau bukan kita yang menghargai karya kita, siapa lagi??

Sumber:
bengkelmusik.com

Tuesday, 5 October 2010

SEJARAH LAGU "MALAM KUDUS"

Syair : Jerman, Josef Mohf, 1818: Silent Night, Holy Night, John Freeman Young, 1863.
Lagu : Stille nacht, Franz Gruber, 1818

Kita tentu akan merasa ada sesuatu yang kurang kalau ada perayaan Natal tanpa menyanyikan "Malam Kudus," bukan?
Terjemahan-terjemahan lagu Natal kesayangan itu sedikit berbeda satu dari yang lainnya, namun semuanya hampir serupa. Hal itu berlaku juga dalam bahasa- bahasa asing. Lagu itu begitu sederhana, sehingga tidak perlu ada banyak selisih pendapat atau perbedaan kata dalam menterjemahkannya.
"Malam Kudus" sungguh merupakan lagu pilihan, karena dinyanyikan dan dikasihi di seluruh dunia. Bahkan para musikus ternama rela memasukkannya pada acara konser dan piringan hitam mereka.
Anehnya, nyanyian yang terkenal di seluruh dunia itu sesungguhnya berasal dari sebuah desa kecil di daerah pegunungan negeri Austria. Inilah ceritanya....

Orgel yang Rusak
Orgel di gereja desa Oberndorf sedang rusak. Tikus-tikus sudah mengunyah banyak bagian dalam dari orgel itu.
Seorang tukang orgel telah dipanggil dari tempat lain. Tetapi menjelang Hari Natal tahun 1818, orgel itu masih belum selesai diperbaiki. Sandiwara Natal terpaksa dipindahkan dari gedung gereja, karena bagian-bagian orgel yang sedang dibetulkan itu masih berserakan di lantai ruang kebaktian.
Tentu tidak ada seorang pun yang mau kehilangan kesempatan melihat sandiwara Natal. Pertunjukan itu akan dipentaskan oleh beberapa pemain kenamaan yang biasa mengadakan tour keliling. Drama Natal sudah menjadi tradisi di desa itu, sama seperti di desa-desa lainnya di negeri Austria.
Untunglah, seorang pemilik kapal yang kaya raya mempunyai rumah besar di desa itu. la mengundang para anggota gereja untuk menyaksikan sandiwara Natal itu di rumahnya.
Tentu saja Josef Mohr, pendeta pembantu dari gereja itu, diundang pula. Pada malam tanggal 23 Desember, ia turut menyaksikan pertunjukan di rumah orang kaya itu.
Sesudah drama Natal itu selesai, Pendeta Mohr tidak terus pulang. la mendaki sebuah bukit kecil yang berdekatan. Dari puncaknya ia memandang jauh ke bawah, dan melihat desa di lembah yang disinari cahaya bintang yang gemerlapan. Sungguh malam itu indah sekali ... malam yang kudus ... malam yang sunyi ....

Hadiah Natal yang Istimewa
Pendeta Mohr baru sampai ke rumah tengah malam. Tetapi ia belum juga siap tidur. Ia menyalakan lilin, lalu mulai menulis sebuah syair tentang apa yang telah dilihatnya dan dirasakannya pada malam itu.
Keesokan harinya pendeta muda itu pergi ke rumah temannya. Franz Gruber, yang juga masih muda, adalah kepala sekolah di desa Arnsdorf, yang terletak tiga kilometer jauhnya dari Oberndorf. la pun merangkap pemimpin musik di gereja yang dilayani oleh Josef Mohr.
Pendeta Mohr lalu memberikan sehelai kertas lipatan kepada kawannya. "Inilah hadiah Natal untukmu," katanya, "sebuah syair yang baru saja saya karang tadi malam."
"Terima kasih, pendeta!" balas Franz Gruber.
Setelah mereka berdua diam sejenak, lalu pendeta muda itu bertanya: "Mungkin engkau dapat membuat lagunya, ya?"
Franz Gruber senang atas saran itu. Segera ia mulai bekerja dengan syair hasil karya Josef Mohr.
Pada sore harinya, tukang orgel itu sudah cukup membersihkan ruang kebaktian sehingga gedung gereja dapat dipakai lagi. Tetapi orgel itu sendiri masih belum dapat digunakan.
Penduduk desa berkumpul untuk merayakan Malam Natal. Dengan keheranan mereka menerima pengumuman, bahwa termasuk pada acara malam itu ada sebuah lagu Natal yang baru.
Franz Gruber sudah membuat aransemen khusus dari lagu ciptaannya--untuk dua suara, diiringi oleh gitar dan koor. Mulailah dia memetik senar pada gitar yang tergantung di pundaknya dengan tali hijau. Lalu ia membawakan suara bas, sedangkan Josef Mohr menyanyikan suara tenor.
Paduan suara gereja bergabung dengan duet itu pada saat-saat yang telah ditentukan. Dan untuk pertama kalinya lagu "Malam Kudus" diperdengarkan.

Bagaimana Tersebar?
Tukang orgel turut hadir dalam kebaktian Malam Natal itu. Ia senang sekali mendengarkan lagu Natal yang baru. Mulailah dia bersenandung, mengingat not-not melodi itu dan mengulang-ulangi kata-katanya.
"Malam Kudus" masih tetap bergema dalam ingatannya pada saat ia selesai memperbaiki orgel di Oberndorf, lalu pulang.
Sekarang masuklah beberapa tokoh baru dalam ceritanya, yaitu: Strasser bersaudara. Keempat gadis Strasser itu adalah anak-anak seorang pembuat sarung tangan. Mereka berbakat luar biasa di bidang musik.
Sewaktu masih kecil, keempat gadis cilik itu suka menyanyi di pasar, sedangkan ayah mereka menjual sarung tangan buatannya. Banyak orang mulai memperhatikan mereka, dan bahkan memberi mereka uang alas nyanyiannya.
Demikian kecilnya permulaan karier keempat gadis Strasser itu, hanya sekedar menyanyi di pasar. Tetapi mereka cepat menjadi tenar. Mereka sempat berkeliling ke banyak kota. Yang terutama mereka tonjolkan ialah lagu-lagu rakyat dari tanah air mereka, yakni dari daerah pegunungan negeri Austria.
Tukang orgel tadi mampir ke rumah keempat Strasser bersaudara. Kepada mereka ia nyanyikan lagu Natal yang baru saja dipelajarinya dari kedua penciptanya di gereja desa itu.
Salah seorang penyanyi wanita itu menuliskan kata-kata dan not-not yang mereka dengarkan dari tukang orgel teman mereka. Dengan berbuat demikian mereka pun dapat menghafalkannya.
Keempat wanita itu senang menambahkan "Malam Kudus" pada acara mereka. Makin lama makin banyak orang yang mendengarnya, sehingga lagu Natal itu mulai dibawa ke negeri-negeri lain pula.
Pernah seorang pemimpin konser terkenal mengundang keempat kakak-beradik dari keluarga Strasser itu untuk menghadiri konsernya. Sebagai atraksi penutup acara yang tak diumumkan sebelumnya, ia pun memanggil keempat wanita itu untuk maju ke depan dan menyanyi. Antara lain, mereka menyanyikan "Malam Kudus," yang oleh mereka diberi judul "Lagu dari Surga."
Raja dan ratu daerah Saksen menghadiri konser itu. Mereka mengundang rombongan penyanyi Strasser itu untuk datang ke istana pada Malam Natal. Tentu saja di sana pun mereka membawakan lagu "Malam Kudus."

Rahasia Asal Usulnya
Lagu Natal yang indah itu umumnya dikenal hanya sebagai "lagu rakyat" saja. Tetapi sang raja ingin tahu siapakah pengarangnya. Pemimpin musik di istana, yaitu komponis besar Felix Mendelssohn (lihatlah pasal 14 dari JILID 3 dalam seri buku ini), juga tidak tahu tentang asal usul lagu Natal itu.
Sang raja mengirim seorang utusan khusus untuk menyelidiki rahasia itu. Utusannya hampir saja pulang dengan tangan kosong. Lalu secara kebetulan ia mendengar seekor burung piaraan yang sedang bersiul. Lagu siulannya tak lain ialah "Malam Kudus"!
Setelah utusan raja tahu bahwa burung itu dulu dibawa oleh seseorang dalam perjalanannya dari daerah pegunungan Austria, maka pergilah dia ke sana serta menyelidiki lebih jauh. Mula-mula ia menyangka bahwa barangkali ia akan menemukan lagu itu dalam naskah-naskah karangan Johann Michael Haydn, seorang komponis bangsa Austria yang terkenal. (Lihatlah pasal 6 dari JILID 3 dalam seri buku ini.) Tetapi sia-sia semua penelitiannya.
Akan tetapi usaha utusan raja itu telah menimbulkan rasa ingin tahu pada penduduk setempat. Seorang pemimpin koor anak-anak merasa bahwa salah seorang muridnya mungkin pernah melatih burung yang pandai mengidungkan "Malam Kudus" itu. Maka ia menyembunyikan diri sambil bersiul meniru suara burung tersebut.
Segera muncullah seorang anak laki-laki, mencari burung piaraannya yang sudah lama lolos. Ternyata anak itu bernama Felix Gruber. Dan lagu yang sudah termasyhur itu, yang dulu diajarkan kepada burung piaraannya, ditulis asli oleh ayahnya sendiri!
Demikianlah seorang bocah dan seekor burung turut mengambil peranan dalam menyatakan kepada dunia luar, siapakah sebenarnya yang mengarang "Lagu Natal dari Desa di Gunung" itu.

Tanda Pengenal Orang Kristen
Setelah satu abad lebih, "Malam Kudus" sesungguhnya menjadi milik bersama seluruh umat manusia. Bahkan lagu Natal itu pernah dipakai secara luar biasa, untuk menciptakan hubungan persahabatan antara orang-orang Kristen dari dua bangsa yang sangat berbeda bahasa dan latar belakangnya.
Pada waktu Natal tahun 1943, seluruh daerah Lautan Pasifika diliputi oleh Perang Dunia Kedua. Beberapa minggu setelah Hari Natal itu, sebuah pesawat terbang Amerika Serikat mengalami kerusakan yang hebat dalam peperangan, sehingga jatuh ke dalam samudra di dekat salah satu pulau Indonesia.
Kelima orang awak kapal itu, yang luka-luka semua, terapung-apung pada pecahan-pecahan kapalnya yang sudah tenggelam. Lalu nampak pada mereka beberapa perahu yang makin mendekat. Orang-orang yang asing bagi mereka mendayung dengan cepatnya dan menolong mereka masuk ke dalam perahu-perahu itu.
Penerbang-penerbang bangsa Amerika itu ragu-ragu dan curiga:
Apakah orang-orang ini masih di bawah kuasa Jepang, musuh mereka? Apakah orang-orang ini belum beradab, dan hanya menarik mereka dari laut untuk memperlakukan mereka secara kejam?
Segala macam kekuatiran terkilas pada pikiran mereka, karena mereka sama sekali tak dapat berbicara dalam bahasa para pendayung berkulit coklat itu. Sebaliknya, orang-orang tersebut sama sekali tak dapat berbicara dalam bahasa Inggris. Rupa-rupanya tiada jalan untuk mengetahui dengan pasti, apakah tentara angkatan udara itu telah jatuh ke dalam tangan kawan atau lawan.
Akhirnya, sesudah semua perahu itu mendarat di pantai, salah seorang penduduk pulau itu mulai menyanyikan "Malam Kudus." Kata-kata dalam bahasa Indonesia itu masih asing bagi para penerbang yang capai dan curiga. Tetapi lagunya segera mereka kenali. Dengan tersenyum tanda perasaan lega, turutlah mereka menyanyi dalam bahasa mereka sendiri. Insaflah mereka sekarang bahwa mereka sudah jatuh ke dalam tangan orang-orang Kristen sesamanya, yang akan melindungi dan merawat mereka.

Lagu Duniawi dan Surgawi
Bagaimana dengan sisa hidup kedua orang yang mula-mula menciptakan lagu "Malam Kudus"?
Josef Mohr hidup dari tahun 1792 sampai tahun 1848. Franz Gruber hidup dari tahun 1787 sampai tahun 1863. Kedua orang itu terus melayani Tuhan bertahun- tahun lamanya dengan berbagai-bagai cara. Namun sejauh pengetahuan orang, mereka tidak pernah menulis apa-apa lagi yang luar biasa. Nama-nama mereka pasti sudah dilupakan oleh dunia sekarang...kecuali satu kejadian, yaitu: Pada masa muda mereka pernah bekerja sama untuk menghasilkan sebuah lagu pilihan.
Gereja kecil di desa Oberndorf itu dilanda banjir pegunungan pada tahun 1899, sehingga hancur luluh. Sebuah gedung gereja yang baru sudah dibangun di sana. Di sebelah dalamnya ada pahatan dari marmer dan perunggu sebagai peringatan lagu "Malam Kudus."
Pahatan itu menggambarkan Pendeta Mohr, seakan-akan ia sedang bersandar di jendela, melihat keluar dari rumah Tuhan di surga. Tangannya ditaruh di telinga. Ia tersenyum sambil mendengar suara anak-anak di bumi yang sedang menyanyikan lagu Natal karangannya. Di belakangnya berdiri Franz Gruber, yang juga tersenyum sambil memetik gitarnya.
Sungguh tepat sekali kiasan dalam pahatan itu! Seolah-olah seisi dunia, juga seisi surga, turut menyanyikan "Lagu Natal dari Desa di Gunung."

Sumber: 
Riwayat Lagu Pilihan dari Nyanyian Pujian, Jilid 1
® Lembaga Literatur Baptis

Sunday, 3 October 2010

Musik Duniawi Dalam Gereja Rohani


Banyak orang tidak sadar bahwa Iblis sedang berusaha keras menyusupkan hal-hal duniawi ke dalam gereja, agar gereja menjadi duniawi. Lebih banyak lagi yang tidak sadar bahwa Iblis berupaya memasukkan musik duniawi ke dalam gereja. Dan ternyata ia sangat sukses, karena orang Kristen tidak peduli tentang hal ini. Ketika Iblis berhasil memasukkan musik yang duniawi ke dalam gereja, ia akan perlahan-lahan mengubah gereja itu menjadi gereja duniawi.

Salah satu alasan iblis begitu sukses menyusup masuk ke dalam gereja ialah perangkapnya yang sangat hebat, dan banyak orang Kristen yang masuk dalam perangkap itu. Iblis sengaja menghembuskan paham bahwa “musik adalah netral/amoral.”

Artinya musik itu tidak baik dan juga tidak buruk, atau dengan kata lain “tidak punya nilai moral.” Yang membuatnya baik atau buruk ialah pemakainya. Kata mereka bahwa itu hanya pada kata-katanya, isi hati penyanyinya, dsb. Ini adalah kebohongan yang ditelan bulat-bulat oleh kebanyakan orang Kristen.

Banyak orang suka pada konsep ini, karena dengan demikian ia dapat mendengarkan musik apapun yang ia sukai, tanpa perlu takut apakah musik yang ia sukai baik atau buruk secara moral. Dengan meluasnya konsep ini, musik-musik yang bersifat duniawi masuk dengan leluasa ke dalam gereja, dibawah samaran kata-kata yang rohani. Gereja menerima begitu saja lagu-lagu yang kata-katanya penuh dengan “Yesus”, “Haleluya”, “Bapa”, dll., namun bentuk alunan musiknya bersifat kedagingan.


Musik Jahat Vs. Baik

Musik tidaklah netral! Penganut paham “musik adalah netral” mengatakan bahwa nada dan not, seperti do re mi, tidak baik ataupun jahat secara moral. Memang demikian, tetapi seperti huruf “b” dan “o” adalah netral, tetapi ketika dirangkai dengan huruf lain menjadi kata “b-o-d-o-h”, tiba-tiba rangkaian huruf itu mempunyai makna dan konotasi. Musik juga demikian. Do re mi adalah not-not, balok-balok bangunan, yang ketika dirangkai menjadi melodi, kemudian diberi irama menjadi musik yang mempunyai makna dan konotasi.

Ada jenis musik untuk tidur, jelas tidak cocok dipakai di diskotik. Ada musik untuk dansa, ada musik untuk relaksasi. Musik membawa pesan, tergantung dari style musik itu. Bayangkan ketika kita sedang nonton film. Ketika menampilkan seorang gadis cantik, musik yang kita dengar adalah riang dan jernih. Tetapi ketika dibelakangnya muncul penjahat yang siap menikamnya dengan pisau, musik yang kita dengar berubah menjadi tegang dan tajam.

Bagaimana jika dibalik, adegan gadis disertai musik yang tegang dan adegan penjahat diiringi musik yang riang? Kita akan bingung! Yang mana penjahatnya, yang mengacungkan pisau atau si cantik? Musik dapat membawa pesan yang baik, juga yang jahat.

Musik adalah bahasa emosi. Musik membawa pesan, dan pesan itu mempengaruhi emosi kita. Untuk menggambarkan suasana bahagia, dimainkan musik yang riang, dengan nada-nada yang relatif tinggi, tempo yang relatif cepat. Sebaliknya, pada upacara pemakaman tidak mungkin dimainkan musik semacam itu, melainkan musik yang melankolis, dengan tempo relatif lambat. Musik menggambarkan perasaan, seperti senang, sedih, bersemangat, lesu, penuh harapan, cinta, benci, dsb. Jika ada perasaan yang tidak baik bagi orang yang sudah lahir baru (benci, dendam, pemberontakan, dll), maka ada musik tertentu yang tidak baik bagi kita.


Pembuktian Secara Medis

Jika ada yang masih tidak percaya, bahwa musik tidaklah netral, fakta medis membuktikan bahwa musik dapat mempengaruhi tubuh kita. Musik dapat mempengaruhi gelombang otak kita. Otak kita mempunyai 4 gelombang, alpha, beta, theta, dan delta. Gelombang beta adalah yang normal jika kita sedang sadar dan terjaga. Musik yang lembut atau suara air mengalir, lebih banyak membantu gelombang otak kita berpindah ke gelombang alpha, yang membantu kita rileks dan menurunkan tekanan darah kita, dan memberikan perasaan tenang dan damai.

Irama drum dengan lebih dari 3-4 beat per detik, akan membuat otak kita stress. Ketika otak kita stress, dilepaskanlah opioids (sejenis hormon tubuh yang fungsinya mirip sekali dengan morfin) untuk mengembalikan keseimbangan tubuh. Jika opioid alami ini dilepaskan secara teratur dan cukup sering, akan menimbulkan ketergantungan, sehingga pendengar itu akan terus mencari perasaan “fly” itu.

Jika musik tertentu bisa membuat otak kita rileks, dan jenis lain bisa membuat kita stress, jelas musik tidak netral!


Ciri khas Musik duiniawi

Musik duniawi memiliki irama khusus yang membuatnya sangat digemari, yaitu irama back beat. Irama normal menekankan ketukan pertama dan ketiga dalam lagu 4/4 (1 -2 -3 -4), sedangkan back beat menekankan ketukan kedua dan keempat (1 - 2 - 3 - 4). Irama yang normal adalah irama yang sesuai dengan irama tubuh kita, denyut jantung kita, tetapi back beat membalikkan irama itu.

Back beat ini digunakan oleh semua jenis musik duniawi, rock, jazz, blues, pop, country, metal, hip-hop, rap, gospel, dangdut, dll, karena bersifat sensual. Lihat saja gerakan-gerakan tubuh para penyanyi dunia, mulai dari Mariah Carey sampai Madona, Elton John sampai Mick Jagger. Musik mereka adalah tentang sensualitas. Bagaimana mereka bisa meliuk-liuk seperti itu? Karena musiknya mengundang gerakan-gerakan itu! Mungkinkah lagu hymne tradisional seperti ‘Mahabesar, O Tuhanku’ mengundang gerakan-gerakan seperti itu?

Yang memprihatinkan, kebanyakan lagu gereja telah mengadopsi ritme duniawi ini. Musik macam ini hanya dapat membawa kepada imoralitas. Mengubah kata-katanya menjadi rohani tidak mengubah pesan dari musik/irama lagu itu.

Gereja perlu lebih waspada dalam menyeleksi musik, karena musik tidak netral! Dr. Suhento Liauw sering berkata, “Ketika musik dalam gereja anda semakin mirip dengan musik duniawi, maka hanya ada dua kemungkinan: Gereja anda makin duniawi atau Dunia semakin Rohani?” ***


Sumber:
PEDANG ROH Edisi 48 Tahun XI Juli-Agustus-September 2006

Friday, 1 October 2010

10 PENYEBAB BAND GAGAL

Segala keluh kesah dari musisi yang merasa band-nya gitu-gitu aja tentu sudah sering kita dengar. Tidak usah jauh-jauh, kemungkinan malah dialami oleh band teman anda, atau justru band anda sendiri?! Curhat panjang tentang iklim daerah yang tidak kondusif, hubungan antar personil yang dis-harmonis, atau kesempatan emas yang seakan tidak pernah datang. Semua ini tentu pernah dirasakan oleh band yang sedang mencoba 'menaklukkan' industri musik yang dikenal kejam.

Ending yang biasa terjadi adalah kebanyakan band merasa menthok, lalu bubar atau menghilang. Untuk memperbesar kemungkinan 'happy-ending', kami coba membuka manuskrip lama tentang Sepuluh Alasan Kenapa Banyak Band Gagal karya Jeffrey A Macak yang kami rasa masih relevan.
Ini sangat mendasar, dan mungkin bisa mencerahkan peluang karir band anda selanjutnya. Tidak percaya, silahkan cermati satu-persatu 'ayat-ayat cinta' yang ada di bawah ini...

1.       Mereka Tidak Memiliki Tujuan
Jika Anda tidak memiliki tujuan dalam mengembangkan karier, bagaimana Anda bisa mendeteksi sebuah kemajuan? Bisnis musik adalah bisnis yang keras, apalagi jika Anda tidak memiliki panduan yang jelas. Kebanyakan label rekaman, penerbit musik, manajer, produser, pengacara hiburan dan bahkan agensi booking tidak akan mau bekerjasama dengan artis yang belum jelas menentukan arah dan tujuan bagi bandnya. Mereka lebih memilih untuk bekerjasama dengan musisi yang memiliki tujuan jelas dan cekatan.

2.      Mereka Tidak Memiliki Perangkat Menuju Kesuksesan
Berlawanan dengan kepercayaan orang banyak, sebenarnya memang ada sebuah "proses" untuk menjadi musisi professional dan mendapatkan sebuah kontrak rekaman. Industri musik dipenuhi dengan rumor, mitos dan misinformasi yang membuatnya sulit untuk menggoreskan kesuksesan di atasnya. Dengan memahami bagaimana industri musik ini bekerja tentunya dapat menjadi aset yang sangat berharga. Bagian dari "proses" yang dimaksud ini termasuk di antaranya adalah penggunaan "perangkat" khusus yang telah menjadi standar dalam ruang lingkup industri musik!

Daftar berikut memuat beberapa perangkat wajib yang Anda butuhkan guna mengejar karier yang serius sebagai musisi professional ;

Press Kit / Promo Pack
  • Sebuah demo kaset / CD yang berisikan 3-5 lagu TERBAIK band Anda. (Kualitas jelas berpengaruh!)
  • Biografi artis. (Informasi penting tentang sang artis, termasuk siapa saja mereka, apa yang mereka lakukan, apa yang sedang mereka kerjakan, dan sebagainya.)
  • Daftar lagu (song list). (Seluruh judul lagu yang dibawakan oleh sang artis, milik sendiri atau cover)
  • Lirik-lirik lagu. (materi lirik-lirik lagu milik sang artis yang termuat dalam demo mereka.
  • Foto artis.
  • "Write-ups" (Berbagai kisah menarik atau resensi yang ditulis media cetak)

Mailing List
Salah satu faktor terpenting dari kesuksesan Anda adalah dengan membangun, memelihara serta memaksimalkan pemanfaatan mailing list. Milis ini terdiri dari nama-nama dan kontak informasi para penggemar, kontak media, pelaku industri musik dan siapa saja yang memiliki minat yang sama (bisnis dan sebaliknya) dengan Anda (sang artis). Sebuah mailing list dapat menjadi aset yang berharga bagi artis siapa saja apabila mereka memanfaatkannya secara maksimal.

Daftar Target Media
Pemanfaatan media guna mendukung kemajuan karier Anda merupakan hal yang sangat penting sifatnya. Ini mencakup di antaranya penerbitan-penerbitan industri musik, majalah-majalah, surat kabar, radio, televisi dan internet. Sebuah band atau artis yang sangat berbakat dan secara berkesinambungan melakukan promosi bagi kemajuan kariernya memiliki kesempatan yang besar untuk mendapat "perhatian" untuk dikontrak label rekaman.

Pernahkah Anda mendengar orang berkata, "saya nggak pernah lihat dan nggak pernah tahu band mereka." Nah, Anda harus berlawanan dengan komentar tadi! Berusahalah untuk selalu "tampil" sebanyak mungkin di depan banyak orang. Penuhi keingintahuan industri dan khalayak luas dengan aksi band Anda maka dijamin band Anda akan tampil di banyak tempat! Manfaatkan penggunaan media dengan memasang iklan atau beriklan secara gratis, sebarkan rilis pers, write-ups dan resensi, dan kalau bisa usahakan tampil di radio dan televisi juga.

3.      Mereka Tidak Memiliki Seseorang Untuk Memandu Karier
Salah satu tanggung jawab dari manajer personal adalah untuk membantu artis mengambil keputusan yang berhubungan dengan karier musik mereka. Masalahnya, kebanyakan artis biasanya tidak memiliki banyak waktu untuk mencari manajemen yang bagus. Biasanya ini terjadi karena kebanyakan manajer yang professional dan berpengalaman, sibuk sendiri dengan klien mereka masing-masing. Karena alasan inilah, banyak musisi yang lantas meminta kawan mereka sendiri untuk menjadi manajer.
Yang sering terjadi kemudian, sang teman tadi ternyata justru cenderung menjadi seorang booking agent dibandingkan manajer personal band. (Lebih gampang mencarikan panggung tentunya dibandingkan harus memandu karier musik artis!) Karena "teman-teman" ini sangat awam dengan bisnis musik, mereka terkadang jatuhnya malah sering mempersulit dibanding mempermudah.
Jika memang manajer yang Anda cari, maka carilah manajer! Jika teman-teman Anda berniat untuk membantu, mereka bisa menjual tiket di konser atau belajar mengoperasikan lighting! Jangan pertaruhkan karier band Anda di tangan seseorang yang sama sekali tidak memahami cara bekerja bisnis musik apalagi tidak berpengalaman sama sekali di dunia bisnis yang satu ini.

4.      Mereka Menunggu Untuk Ditemukan
Jika Anda "menunggu untuk ditemukan", maka saya punya satu pertanyaan sederhana, "APA YANG SEBENARNYA YANG KAMU TUNGGU?" Ini seperti berkata, "Saya sedang menunggu sukses!" Jelas tidak masuk akal! Apa yang dimaksud oleh musisi-musisi ini ketika mereka bilang tengah menunggu untuk ditemukan sebenarnya adalah: "Saya sudah mentok karena benar-benar nggak tahu harus melakukan apa lagi!" Tidak ada yang perlu ditunggu-tunggu, mulai lakukan sesuatu, SEKARANG!... Demand discovery, never wait for it!

5.      Mereka Kurang Berdedikasi
Banyak band yang telah manggung bareng selama lebih dari 10 tahun sebelum akhirnya mendapatkan kontrak rekaman! Itulah dedikasi! Itulah kegigihan! Keuletan seperti itulah yang dapat membawa artis/band ke puncak kesuksesan di bisnis musik. Anda tentu tidak perlu tampil 10 tahun lamanya sebelum "keajaiban" terjadi, namun, bila Anda memiliki dedikasi untuk mengarungi suka-duka dan sukses menghalau segala rintangan yang manghalang, agaknya Anda sudah semakin dekat dengan "keajaiban" tersebut.

6.      Mereka Benar-Benar Tidak Tahu Apa Yang Harus Dilakukan
Oke, berikut ini adalah; "3 Rahasia Besar untuk menjadi Seorang Musisi Profesional dan Mendapatkan Kontrak Rekaman!"
  • Asah terus bakat Anda! Latihan, latihan, latihan!
  • Didiklah diri Anda dengan berbagai pengetahuan tentang bisnis musik! Jangan sekali-sekali beranggapan kalau Anda mengerti semuanya, cari tahu! Jika Anda berfikir akan tahu dengan sendirinya nanti... Anda benar, memang begitu, tapi ini terjadi setelah Anda tersandung dan jatuh berkali-kali. Jauh lebih pelik dari yang Anda bayangkan! Memang asyik-asyik saja belajar sambil mempraktekannya, tapi jangan sampai belajar dari kesalahan yang terjadi berkali-kali, dong! Ini sangat memakan waktu dan sangat menyakitkan bagi diri Anda sendiri tentunya. Carilah fakta-fakta dan pelajari bisnis ini dengan cara yang benar!
  • Promosi, promosi, promosi! Mungkin Anda adalah musisi terhebat atau penyanyi paling sensasional yang pernah ada di planet ini, tapi kalau tanpa didukung promosi, siapa yang tahu?
7.     Lebih Banyak Punya Alasan Mengapa Mereka Tidak Bisa Dibandingkan Mereka Bisa!
    Banyak musisi yang belum apa-apa sudah memasang banyak penghalang di benak mereka. Hal ini malah membuat mereka jauh dari kesuksesan. Jangan biarkan kekurangan PD merongrong bakat atau karier musik yang telah Anda impi-impikan sejak lama. Ego yang sehat malah dibutuhkan dalam bisnis musik. (seorang ego-maniak tidak mendapat tempat di sini!)

8.      Mereka Tidak Memiliki Komitmen Jangka Panjang
Jika Anda tidak jujur melihat diri Anda sendiri sebagai seorang musisi lebih dari 6 bulan sampai satu atau dua tahun, maka Anda sedang melalui sebuah fase yang bagi kita musisi "beneran" selalu berharap agar Anda MENGHILANG secepatnya! Menjadi seorang musisi adalah kerja keras seumur hidup, bukannya iseng-iseng! Musisi-musisi yang sukses di industri musik tidak sekadar memasukkan jempol kaki mereka untuk memeriksa keadaan air, mereka langsung terjun dengan kepala mereka lebih dahulu dan TIDAK pernah melihat ke belakang lagi! Sekali Anda telah menjadi seorang musisi maka seumur hidup Anda akan terus menjadi musisi!

9.      Mereka Tidak Serius
Jika Anda memperlakukan musik hanya sebagai hobi, maka selamanya ia akan seperti itu! Jika Anda tidak menggiring musik dan band Anda menjadi serius, maka tidak seorangpun yang akan mau serius dengan band Anda! Jika tujuan Anda adalah menjadi musisi profesional, Anda harus menampilkan diri Anda dan apa yang Anda lakukan secara profesional pula!

10.  Mereka Tidak Berbakat Sama Sekali
Salah satu alasan terbesar mengapa begitu sulit untuk menembus bisnis musik adalah karena bisnis ini merupakan bisnis yang kompleks. Semua orang kebelet menjadi bintang. Apa yang membuatnya semakin sulit ditembus ternyata karena makin banyak lahir musisi jadi-jadian yang merusak kesempatan bagi musisi-musisi berbakat! Label-label rekaman dibombardir dengan demo-demo "sampah" yang sangat jauh dari standar industri musik. Tidak heran makanya demo-demo ini kemudian langsung berakhir di keranjang sampah walau belum sempat dibuka sama sekali! Ini artinya bagi musisi professional, orang tersebut harus menunggu sampai bagian A&R dari label-label rekaman tersebut selesai menyortir satu-persatu ribuan "sampah" tersebut sebelum akhirnya benar-benar dibuka dan disimak oleh mereka.

ASAL USUL MUSIK

Di manapun kita berada, kita bias mendengar musik dari berbagai aliran, tetapi pernahkah tersirat dalam pikiran Anda pertanyaan, bagaimana asal usulnya dari Notasi Musik tersebut? Apalagi lagu-lagu Natal, di seluruh dunia manusia dapat menikmati lagu yang sama dengan melodi yang sama.
Di Ugarit ditemukan beberapa tulisan persegi (dari th 1400 sM) yang menyanyikan lagu-lagu dalam Bahasa Huri, disertai sejenis notasi, tetapi tidak berhasil untuk ditiru atau dinyanyikan ulang.

Begitu juga tidak ada kepastian apakah bangsa Ibrani mempunyai suatu sistem notasi, memang telah diusahakan untuk menafsirkan tanda-tanda tekanan suara dari naskah Ibrani, sebagai bentuk notasi, tetapi ternyata tidak berhasil, sebab tanda-tanda tekanan suara itu lebih diperuntukan untuk mengucapkan daripada untuk musik, disamping itu tanda-tanda tersebut merupakan tambahan yang dibuat dari karya aslinya.
Dengan tidak adanya notasi musik yang dibakukan ataupun yang bisa ditulis, kita tidak akan bisa menyebarluaskan satu karya musik ataupun mewariskannya ke generasi penerus. Karena adanya notasi musik inilah, maka hingga saat ini kita masih bisa tetap menikmati hasil karya dari Bach, Mozart maupun Beethoven.

Siapa sebenarnya pencetus ide dari notasi musik barat modern seperti yang kita kenal sekarang ini? Pada abad ke sebelas (995-1050) seorang rahib dari ordo Benediktin yang bernama Guido dari Arezzo berusaha mengajarkan kepada siswa-siswinya untuk menghafal nada-nada dari c-d-e-f-g-a. Karena ia sudah hafal dan sudah akrab di telinganya dengan "Ut Queant Laxis", lagu Kristen mengenai Rasul Yohanes, maka ia menciptakan alat mnemonis:

UT – queant laxis
RE – sonare fibris
MI – re gestorum
FA – muli tuorum
SOL – ve pollutis
LA – biis reatum
Sancte Iohannes

Suku kata asli dari kata-kata keenam ungkapan ini telah bisa dijadikan nama nada: ut, te, mi, fa, sol, la. Hingga saat ini kita masih menggunakan sistem ini, hanya untuk kata UT telah dirubah menjadi DO dan setelah La masih ada tambahan Si.

Guido dari Arezzo inilah yang membebaskan ketergantungan manusia pada abad sebelumnya dari tradisi oral yang turun temurun diwariskan. Karena adanya nada notasi musik inilah maka umat manusia sekarang ini bisa memiliki harta simpanan yang sangat besar berupa ratusan ribu karya musik mulai dari karya musik yang berat, sampai ke lagu-lagu yang sederhana sampai dengan simfoni-simfoni yang rumit.

Melalui notasi ini pulalah, musik mulai bisa ditulis dan diajarkan dari lembaran musik, teori musik pun bisa diikuti melalui notasi dengan mana lebih mudah untuk mempelajari sebuah lagu maupun intrument dari musik, dan mulai saat itu pula polifoni (lebih dari satu irama yang bisa dimainkan bersamaan) begitu juga dengan menciptakan keharmonian dalam nada musik maupun lagu.

Dari sekolah Notre Dame di Paris terciptakan motet. Motet adalah awal harmoni empat bagian soprano, alto, tenor dan bas. John C Hatton yang hidup diabad ke 18 (?-1793) telah menciptakan satu melodi yang lebih dikenal dengan nama "Duke Street", berdasarkan nama jalan tempat dimana ia tinggal di St Helen - Inggris. Ternyata melodi ini menjadi sedemikian populernya, sehingga bisa dinilai merupakan melodi yang paling banyak digunakan untuk menciptakan lagu pujian rohani.

Inilah antara lain puji-pujian yang menggunakan melodi dari "Duke Street": Almighty Father, Bless the Word* Forth in Thy Name, O Lord * From All That Dwell Below the Skies * I Know That My Redeemer Lives * Jesus Shall Reign* O God, Beneath Thy Guiding Hand* O Lord, Thou Art My God and King* Our Lord Is Risen from the Dead. Bagi mereka yang ingin mendengar melodi dari Duke Street silahkan berkujung ke http://www.cgmusic.com/workshop/mus_lm.htm

 

blogger templates | Make Money Online