Kaisar Akihito mengunjugi rakyatnya di pengungsian |
Para pekerja yang telah berjuang untuk mengendalikan reaktor-reaktor di sebuah PLTN Jepang yang rusak akibat gempa dan tsunami siap menerima kemungkinan bahwa mereka semua akan mati akibat radiasi dalam hitungan minggu, kata ibu salah seorang pekerja itu.
Mereka yang disebut Fukushima Fifty (atau 50 Orang Fukushima) tersebut, yaitu kelompok pekerja yang terdiri dari sekitar 300 teknisi, tentara, dan petugas pemadam kebakaran yang bekerja secara bergiliran dengan satu putaran beranggota 50 orang, telah terpapar radiasi dosis tinggi secara berulang saat mereka berusaha untuk mencegah bencana nuklir di PLTN yang lumpuh tersebut. Seorang pekerja yang masih berusia 32 tahun, melalui ibunya, telah mengakui bahwa mereka telah membahas situasi mereka dan menerima kenyataan bahwa kematian merupakan kemungkinan yang besar.
Para pekerja di ruang kendali reaktor |
"Anak saya dan rekan-rekannya telah mendiskusikan hal itu panjang lebar dan mereka telah berkomitmen untuk mati jika diperlukan demi menyelamatkan bangsa," kata ibu itu sambil menangis ketika berbicara melalui telepon lewat seorang penerjemah kepada Fox News yang kemudian dikutip The Daily Mail dan The Telegraph, Jumat (1/4/2011).
"Dia mengatakan kepada saya, mereka semua telah menyadari bahwa mereka mungkin akan mati akibat radiasi dalam jangka pendek atau akibat kanker dalam jangka panjang. Mereka telah membuat kesimpulan di antara mereka bahwa tak terelakkan beberapa dari mereka mungkin meninggal dalam waktu beberapa minggu atau bulan. Mereka tahu tidak mungkin bagi mereka untuk tidak terpapar radiasi dengan dosis mematikan."
Komplek PLTN Fukushima Daiichi |
Ibu itu tidak disebutkan jati dirinya karena para pekerja PLTN Fukushima itu telah diminta oleh manajemen untuk tidak berkomunikasi dengan media atau memberikan keterangan rinci kepada anggota keluarga mereka demi meminimalisasi kepanikan.
Komitmen para pekerja PLTN itu muncul saat terungkap kabar bahwa sekitar 1.000 mayat belum dikumpulkan karena kekhawatiran terhadap radiasi level tinggi. Sumber polisi mengatakan, mayat-mayat dalam zona evakuasi 12 mil dari sekitar PLTN Fukushima Daiichi telah terpapar radiasi tingkat tinggi setelah kematian.
Seorang pemuda kehilangan keluarganya |
Kabar itu menyusul penemuan sesosok mayat pada hari Minggu di Okuma, hanya 3 mil dari pembangkit itu, yang mengungkapkan adanya peningkatan kadar radiasi. Ketakutan meningkat bahwa petugas polisi, dokter, dan anggota keluarga bisa terkena radiasi saat mereka mengumpulkan atau mengambil mayat. Japan Today melaporkan, pihak berwenang awalnya berencana untuk memeriksa mayat-mayat itu setelah mengangkutnya keluar dari zona evakuasi, tetapi sekarang rencana itu dipertimbangkan kembali.
Ribuan orang terpaksa telah meninggalkan area sekitar PLTN, yang melepaskan bahan radioaktif karena sistem pendinginannya gagal berfungsi.
Mereka yang kehilangan keluarganya |
Pembakaran terhadap mayat-mayat itu bisa menyebarkan radiasi. Sementara menguburnya pun dapat mencemari tanah. Pihak berwenang diyakini sedang mempertimbangkan untuk mendekontaminasi mayat-mayat itu di mana mereka ditemukan.
Badan keselamatan nuklir Jepang mengungkapkan, tingkat radiasi di laut di dekat PLTN Fukushima Daiichi sudah meningkat menjadi 4.385 kali lipat di atas batas normal. Para pejabat juga mengatakan, air tanah di bawah reaktor PLTN itu telah diukur, kandungan radiasinya mencapai 10.000 kali lipat dari standar normal.
No comments:
Post a Comment